ilustrasi foto dari ig /@alfiangraphy


Pantai Drini Mencari spot yang bagus untuk melakukan penjelajahan bawah laut, sudah sedikit sulit didapatkan untuk saat ini. Pasalnya, banyak pantai yang terumbu karangnya sudah tidak baik lagi. Banyak sampah di mana-mana. Namun, Pantai Drini yang berlokasi di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Gunung Kidul, tidak seperti itu keadaannya

Di sini, masih cukup asri. Pertama kali menginjakkan kaki, mata akan langsung dimanjakan dengan hamparan biru laut yang memesona. Jangan lupakan pasirnya juga. Telapak kaki akan dibuat rileks dengan sentuhan kasar tiap bulir pasir di bibir pantai.
Banyak keindahan di pantai ini. Apalagi untuk mencari spot berfoto. Sangat mudah, menciptakan foto ala instagramable. Cocok datang bersama keluarga ataupun pasangan.

Untuk tiket masuk, hanya dikenakan biaya 5 ribu hingga 10 ribu saja. Bukankah harga itu terbilang cukup murah?

Keindahan Pantai Drini

Selain terumbu karang dan hamparan laut biru yang bersih dan terjaga, di Pantai Drini juga tersedia fasilitas-fasilitas umum seperti mushola, kamar mandi, dan gazebo. Sudah disinggung tadi, Pantai Drini memang paling cocok untuk berlibur sambil membawa keluarga dan pasangan.

Tidak sampai di situ, Pantai Drini juga bisa dipakai untuk bermain kano. Cukup mengeluarkan uang sebesar 50 ribu saja, sudah bisa bermain kano sampai puas. Sangat cocok bagi yang mau tantangan baru atau bosan hanya duduk diam di tepian pantai.

Dengan bermain kano, akan terlihat lebih jelas lagi keindahan dari pantai ini. Banyak bagian-bagian yang mampu memanjakan mata. Masalah ombak, jangan takut. Pantai ini minim ombak yang besar. Namun, tetap harus berhati-hati dengan memakai jaket keselamatan.
Sangat romantis, bukan? Duduk bersama pasangan di satu kano sambil mendayung pelan menikmati hamparan laut biru. Menghirup aroma khas dan terus mengedarkan pandangan sejauh di mana mata mampu menangkap objek.

Bagi yang takut menaiki kano, bisa mencoba spot lainnya. Di pantai ini, banyak sekali tempat yang bisa memanjakan mata salah satunya Puncak Kosakora.

Saat mendaki, memang terasa letih karena bukitnya yang memang sedikit terjal, tetapi bila sudah sampai di sana, mata tidak henti-hentinya menatap. Menyapu dari ujung hingga ujung. Saat yang tepat untuk naik ke puncak ini, tentu saja saat sore hari. Saat matahari tidak punya banyak sinar lagi untuk menyinari bumi. Tampak jelas semburat jingga di ufuk barat. Sampai-sampai sinar jingga itu tergantung di air pantainya. Benar-benar sangat indah.

Menikmati matahari terbenam, membuat diri tidak akan sadar waktu telah sampai malam hari. Saat malam, keindahan di pantai ini tidak kalah jauh saat waktu sore hari. Bertaburkan kerlap-kerlip gemintang di langit malam, membuat siapa saja betah untuk tetap bertahan sambil melihat keindahan ciptaan Sang Pencipta. Tak heran kalau ada wisatawan yang rela menginap di Puncak Kosakora. Namun, di puncak ini, tidak bisa menampung banyak tenda. Sekitar 5 sampai 10 tenda saja.

Bukit Kosakora sebenarnya ada dua. Satu warga setempat yang kelola, satunya lagi milik investor yang ada di tengah laut. Tenang, milik investor bisa dikunjungi dengan menambah sekitar 5 ribu saja. Untuk menginap bagi wisatawan yang ingin membangun tenda di Puncak Kosakora hanya akan dikenai biaya 10 ribu saja. Tambahan dengan parkiran kendaraan sekitar 10 ribu untuk motor dan 20 ribu untuk mobil, sudah bisa menginap di tempat indah yaitu Puncak Kosakora.

 
Tertarik untuk berkunjung ?
Share.